Kontroversi Hibrid
By: Andi Nursaiful/berbagai sumber
Sebelum membahas ini, kita segarkan dulu
ingatan soal defenisi hibrid. Hibrid memiliki dua makna:
1. Perkawinan silang antara dua hewan atau
tumbuhan yg berbeda spesies, namun masih dalam satu genus. Kadang disebut juga
interspecific hybrids atau crosses.
2. Perkawinan silang antara di antara dua
populasi namun masih dalam satu spesies.Makna kedua ini lebih sering digunakan
untuk tanaman.
Spesies Campbell dan spesies WW masih dalam
satu genus dan memiliki jumlah kromosom yg
sama, yakni 28 (sekadar info: Robo memiliki
34 kromosom, Syria 44, manusia 46, gorilla dan simpanse 48, orang utan 48).
Krn kesamaan jumlah kromosom itu, maka
sejumlah peternak mulai menyilangkan campbell dgn ww. Selain disengaja,
perkawinan silang ini sebagian besar terjadi di petshop2, maupun orang awam,
hanya karena salah mengindentifikasi.
Singapura adalah negera di mana eksistensi
hibrid paling marak. Kabarnya, sejak awal tahun 2000 saja sudah ada hibrid di
sana, yaitu Hibrid Mandarin (Di Indonesia kita sebut Golden Black Eye atau
GBE).
Pada 2004-2005, di Singapura dikabarkan
muncul empat warna baru WW, yaitu Mushroom
(violet), Orange (Blue Argente), Mandarin
(GBE), dan Brown (Violet Dorsal). Sejak itu muncul perdebatan sengit, apakah
benar-benar pure WW atau hibrid. Pasalnya, penampakan fisiknya jelas-jelas
lebih ke WW, walaupun wrnanya tidak ada di WW. Satu ciri lain,Hibrid umumnya
lebih besar dari ukuran fisik WW maupun Campbell.
Sekadar info, ini beberapa macam hibrid
yang kita kenal dan penyebutannya di luar sana:
- Golden Black Eye (GBE) = Mandarin atau Pudding, kode gen Mama
- GOlden Red Eye (GRE) = Red Eye Mandarin,
kode gen ????
- Pearl Garis Kuning (PGK) = MAndarin Pearl
atau Pearl Pudding, Meme
- Pearl Garis Kuning mata Merah (PGK-RE) =
Red Eye Mandarin Pearl atau Red Eye Pudding
Pearl, kode gen ???
Cat: DI Indonesia, PGK-RE disebut juga GRE
Downgrade, sementara di Singapura tdk disebut demikian karena menurut mereka
PGK-RE bukan downgrade tp memang warna baru.
- Blue Argente - Orange, kode gen ???
cat: Sejak 2006, di Singapura bnyk jg yg
menyebutnya Yellow Pudding
- Violet Dorsal = Brown, kode gen bb
- Violet
= Mushroom (Hasil silangan Brown and Sapphire, shg kode gennya bbdd)
Pada 2006, sejumlah peternak di Belanda
menyilangkan Campbell dgn WW dgn maksud utk
memperbanyak variasi warna WW. Yg
dihasilkan adalah apa yg kita kenal dengan GRE. INi
jelas diakui sebagai hibrid, krn di WW
tidak ada mata merah. Warna2 baru yang muncul kemudian dikawinkan dgn WW yg
murni spesies. Hasil2 perkawinan inilah yg kemudian menularkan darah hibrid
pada banyak spesies ww, sehingga kemurnian WW mulai diragukan.
Sejumlah negara disebut-sebut tak lagi
memiliki spesies WW murni (Belanda, Singapura, atau Indonesia???). Khusus di
Eropa dan AS, varian-varian hibrid sudah nyaris punah krn status
"hibrid" tadi.
Ini berbeda dengan Singapura. Warna-warna
baru yg muncul di Singapura itu diyakini adalah mutasi, bukan hibrid. (terus
terang, sy gak ketemu info yg lebih lengkap ttg asal muasal keempat warna baru
yg muncul di singapura itu).
Sejumlah peternak dan pemerhati hamster di
Singapura meyakini tiga dari empat warna-warna baru itu (GBE, Violet, dan
Violet Dorsal) bukan silangan dgn campbell. Terutama GBE, sebagian meyakini
bukan hibrid. Alasannya, GBE ini berkarakter dominan dan lethal. Kalo memang
berasal dari Campbell Argente yg bersifat resesif, lantas kenapa karakter
gennya dominan?
Pendukung paham dan keyakinan ini
memberikan alasan lain. Lima tahun sejak kemunculan GBE di Singapura, peternak
di Belanda mengikat kontrak eksklusif dengan sejumlah peternak di Asia
Tenggara. Dicurigai bahwa peternak Belanda meyakini jika GBE memang murni.
Mereka mengimpor GBE utk disilnagkan lagi dengan GRE yag mereka produksi.
Walhasil, saat ini nyaris tak ada breeder
di negara Eropa yang memiliki GBE. Umumnya semua bermata merah. Menurut
peternak Singaoura, itulah sebabnya GRE (atau Mandarin/Pudding) diberi status
Hibrid (ingat, mata merah gak ada di WW).
Mungkinkah ada GBE yg murni hasil
mutasi???? Dengan kata lain adakah WW murni dgn
coating warna GBE??? Atau adakah WW yg
membawa gen GBE murni?
Jawabannya (ini mengutip kalimat Shawn,
peternak asal Singapura): Dua-duanya tidak ada. Alasan: mengingat GBE itu
dominan dan lethal, maka tidak akan pernah ada GBE yg murni (atau tidak
tercampur gen ww lain).
Kalo dikodekan spt ini:
Ma x
Ma = MaMa (Lethal, gak bs lahir)
Ma x
ma = Mama (GBE)
ma x
ma = mama (non-GBE)
Ada alasan lain kenapa si Shawn ini yakin
bhw GBE itu murni WW. Seperti WW murni, GBE ini waktu mudanya memmiliki warna
yg kuat dan halus/lembut, tapi seiring umur, warna akan memudar dan lebih
kasar. Kaaupun GBE itu ada yg pada masa dewasa berubah menghitam, kata Shawn,
itu cuma masalah genetika (itu kata dia loh). Tp seperti WW, GBE juga bisa
whitening.
Bagaimana dengan BA atau Vio dorsal Yg
ternyata juga bisa whitening? Spt kita tahu, Spesies WW memilki kemampuan untuk
mengubah warna di musim dingin, di mana cahaya sangat kurang (hanya 2-3 jam per
hari), yg disebut dgn istilah whitening. Warna aslinya bisa kembali saat musim
panas atau cahaya seimbang. Bbrp hibrid, terutama Blue Argente (atau Orange)
dan Violet, saya pernah liat mengalami whitening, dan kembali ke warna asli.
Apakah ini murni spesies??? Saya tidak yakin, karena tidak semua Blue Argente
bisa whitening, bahkan dalam satu kandang dan dgn kondisi cahaya/suhu yg sama
dgn yg whitening.
Yang pasti, kontroversi hamster hibrida
bukan sekadar pada masalah kemurnian gen (atau bukan soal apakah WW murni dgn
wrna baru atau susungguhnya hanya hibrid), melainkan juga seputar kesehatan dan
kermunian ras WW.
Para penentang hibrid yg umumnya dari
Eropa/AS, melarang keras crossbreed. Alasannya:
1. Secara kesehatan hamster
- anakan akan lebih kecil dan sebagian mati
pas dilahirkan. Yg berhasil hidup akan lemah imunitasnya, dan sebagian malah
sangat agresif. Sebagian lagi rawan kena head tilt (istilah kita tengeng, pale
miring, jalannya miring2 terus. Ini serin g kita liat di Violet Dorsal)
- sangat berpotensi si ibu mati (kalo
ibunya WW) krn tengkorak campbell lebih besar dr ww. Anaknya pun gampang mati
saat proses kelahiran.
- Campbell sangat rentan kena diabetes,
sementara WW rentan membawa Glaucoma.
Percampouran keduanya, sama saja dengan
menggabungkan dua potensi penyakit pembunuh.
- dst
2. Secara kemurnian gen campbell dan WW
- Campbell dan WW memmng spesies yg mirip,
namun namun berbeda secara genetika. Mereka menghuni area yg berbeda di kawasan
Rusia. Di habitatnya, makanan mereka pun agak berbeda. Kalaupun ketemu,
keduanya akan saling menghindar. Artinya, tidak ada hibridisasi secara alamiah
(atau dikehendaki oleh Tuhan YME)
- Persilangan keduanya sangat dikhawatirkan
akan memusnahkan kemurnian campbell dan ww sekaligus. Sekali mengalir gen
campbell di WW atau sebaliknya, maka sejak itu campbell dan WW itu tak lagi
bisa disebut murni.
Menurut Melissa Chamberlain dan Lorraine
Hill (keduanya juri internasional asal Eropa dan AS, dan tergabung dalam NHC
dan BHA), sekali tercampur gen hibrid, maka tidak akan bisa kembali lagi ke gen
murni. Itu jg sebabnya kenapa tidak ada kategori kontes hibrid di AS dan Eropa.
Akan tetapi, tidak semua bule berpikiran
begitu loh. Ada bbrp peternak di Belanda yang mengklaim mampu menghasilkan
hibrid dengan gen WW mencapai 98%. Caranya dgn mengawinkan hibrid dengan ww
murni secara terus menerus.
Saya juga menemukan pandangan berbeda dari
seorang ahli genetika yang menulis buku Essentials of Genetics. Dr.Glynis
Giddings, begitu namanya, memang tidak menganjurkan hibridisasi, sekalipun
tidak juga menentang 100%.
Ia hanya mengulas secara ilmiah untuk
membantah alasan kedua soal kemurnian gen WW dan Campbell tadi. Ia hanya ingin
agar orang berpikir lebih jernih. Ia menyebut Melissa terlalu spesifik
mendefenisikan kata "hibrid". Padahal, menurutnya, para ahli biologi
menggunakan kata itu secara luas, dengan pengertian: "an individual
resulting from a cross between two
genetically dissimilar parents". Kedua ortu bisa berasal dari spesies sama
(misalnya ras anjing yg berbeda), ataupun dr spesies yang berbeda (misalnya
persialangan kuda dan keledai menghasilkan Bagal).
Ia tak terlalu setuju dengan Melissa bahwa
Campbell dan WW secara genetika berbeda. BUkti-bukti menunjukkan bahwa keduanya
"closely-related species" bahkan mungkin sub-spesies speeti diyakini
pada awal-awal ditemukannya ww. Ia menantang Melissa untuk membuktikan dan
menguji "perbedaan genetika" itu dgn melakukan tehnik modern yg
biayanya sangat mahal (dan membutuhkan sponsor).
Ia juga tidak yakin bahwa ww dan campbell
akan saling menghindar di habitatnya. "Without actual evidence, I’d be
reluctant to accept this," begitu kata Dr.Giddings.
Ia memberi contoh terjadinya perkawinan
alamiah dari sejumlah spesies lain yang berbeda area. Perkawinan terjadi dalam sebuah
wilayah yg overlapping, yg ia istilahkan "hybrid zones". Terkadang
satu spesies terpaksa masuk ke area spesies lain (akibat tergusur pemukiman
manusia) dan melakukan kawin silang.
Dr.Giddings yakin pernah suatu ketika area
WW dan Campbell saling overlapping. Jika tidak, begitu katanya, bagaimana
mungkin keduanya bisa begitu mirip???
Sang Dr. juga membantah anggapan bahwa
sekali tercampur gen hibrid, maka tidak akan bisa kembali ke gen murni.
Menurutnya, anggaopan ini kurang akurat. Ia lantas memberi contoh dari hasil
percobaannya:
Ada anakan hasil perkawinan WW dan
Campbell, katakanlah dia Hamster X. Jika si X dikawinkan sama WW murni, maka
hasilnya: rata-rata 3/4 WW dan 1/4 campbell. Dia gunakan kata rata-rata (on
average) karena sebagian anakan akan lebih menyerupai ww, dan sebagian seperti
campbell.
Kemudian, anakan2 ini dikawinkan lagi
dengan WW murni. Hasilnya: rata-rata 7/8 WW, dan 1/8 Campbell. Begitu
seterusnya sampai tersisa hanya 1/16, 1/32,1/64,1/128, 1/256, dst, yang membawa
gen campbell.
Inilah yag dikenal dengan istilah
"backcross programme" dalam breeding. WW murni di sini dinamakan the
recurrent species. Menurut sang Dr. setelah 7 backcross, anakannya hanya
membawa kurang dari 0,4% ogen campbell, dengan catatan dilakukan selective
breeding.
Menurut Dr. Giddings lagi, backcross
programme ini tak perlu dilakukan selama masih ada gen ww yg murni. Backcross
programme berguna jika kita ingin mentransfer beberapa karakter dari satu
spesies ke spesies lain, dalam hal ini adalah warna.
Secara teori, katanya, kita bisa mencetak
WW berwarna Campbell, yag hanya membawa sedikit bahkan tidak ada karakter (gen)
campbellnya. Cuma, ia juga mengakui bahwa dalam kenyataannya, hibrid selalu
menemui kendala infertilitas, sehingga backcross programme seperti ini sulit
sekali dilakukan.
Namun soal kesehatan yg muncul akibat
hibridisasi, ia mewajibkan perlunya selective breeding, dalam kerangka teori
ilmu genetika dan evolusi yang disebut "isolate breaking" atau
"the Wahlund effect".
Menurit dia, dengan melakukan selective
breed, memmilih recurrent parents yang tidak berkaitan, serta meminimalkan
inbreeding setelah program backcross-breeding, maka kita bisa secara
substansial mengurangi risiko masalah seperti penyakit glaucoma dan diabetes.
Nah, tulisan ini tidak bermaksud untuk
memprovokasi siapa saja untuk melakukan perkawinan silang. Saya hanya
memaparkan fakta dan mengumpulkan pandangan2 yang berkembang. Secara pribadi,
saya juga menolak perkawinan silang campbell dan WW, jika itu dilakukan oleh
mereka yang bukan ahlinya. Soal ini sebaiknya kita serahkan pada ahlinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar